Suku Dayak

Mengenal Lebih Dalam Keunikan Suku Dayak

Suku Dayak adalah suku bangsa atau kelompok multi etnik yang mendiami pedalaman Pulau Kalimantan. Kata “daya” serumpun dengan misalnya kata “raya” dalam nama “Toraya” yang berarti “orang (di) atas, orang hulu”.

Asal Usul Suku Dayak

Baca juga : Suku Betawi : sejarah dan Ciri Khas Suku betawi

Suku Dayak adalah kelompok penduduk asli di pulau Kalimantan, Indonesia. Mereka tersebar di lima provinsi Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Dilansir dari laman Kemendikbud, Dayak memiliki asal-usul keturunan dari imigran yang berasal dari Provinsi Yunnan di China Selatan, tepatnya di Sungai Yang Tse Kiang, Sungai Mekong, dan Sungai Menan. Pada awalnya, kelompok ini bermigrasi menuju Semenanjung Malaysia, dan kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke bagian utara Pulau Kalimantan.

Asal usul nama suku Dayak adalah penjajah Belanda yang melakukan ekspansi di Kalimantan atau Borneo saat itu. Suku Dayak tinggal di daerah sungai di dalam hutan dan mereka mencari nafkah sebagai nelayan di hulu sungai. Dalam sejarah mereka, suku Dayak pernah memiliki kerajaan sendiri, namun akhirnya dikalahkan oleh kerajaan Majapahit. Setelah kerajaan Dayak runtuh, banyak orang Dayak mulai memeluk agama seperti Islam, Kristen, dan lainnya, sehingga mereka meninggalkan sebagian aspek adat dan budaya Dayak dan bergabung dengan suku Melayu dan Banjar.

Tradisi Suku Dayak

1. Tradisi Kuping Panjang

Di Kalimantan Timur, perempuan Dayak memiliki tradisi unik memanjangkan telinga mereka. Keyakinan di balik tradisi ini adalah bahwa telinga yang panjang membuat perempuan terlihat semakin cantik. Selain untuk aspek kecantikan, memanjangkan telinga juga memiliki nilai simbolis dalam menunjukkan status kebangsawanan dan melatih kesabaran.

2. Tradisi Tato

Tato atau rajah adalah simbol kekuatan, hubungan dengan Tuhan, dan perjalanan kehidupan bagi Dayak. Tradisi tato ini masih dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan Dayak. Proses pembuatan tato terkenal karena masih menggunakan peralatan sederhana, di mana orang yang akan ditato akan menggigit kain sebagai pereda sakit, dan tubuhnya akan dipahat menggunakan alat tradisional.

3. Tradisi Tiwah

Tiwah adalah upacara pemakaman masyarakat Dayak Ngaju yang melibatkan pembakaran tulang belulang kerabat yang telah meninggal. Tradisi ini dilakukan sesuai dengan kepercayaan Kaharingan dan dipercaya membantu arwah orang yang meninggal untuk menuju dunia akhirat atau disebut juga dengan nama Lewu Tatau.

4. Tradisi Ngayau

Tradisi berburu kepala ini, yang pernah ada tetapi sekarang sudah dihentikan, melibatkan pemburuan kepala musuh oleh beberapa rumpun Dayak, seperti Ngaju, Iban, dan Kenyah. Budaya ini penuh dendam turun-temurun sebab anak akan memburu keluarga pembunuh ayah mereka dan membawa kepala musuh ke rumah. Ngayau juga menjadi syarat agar pemuda Dayak bisa menikahi gadis yang mereka pilih.

Kesimpulan

Dayak merupakan bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia. Melestarikan budaya Suku Dayak berarti melestarikan kekayaan budaya bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, semua pihak perlu bekerja sama untuk menjaga dan melestarikan budaya Suku Dayak agar tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi penerus.